Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung mengelar webinar series pertama bersama dengan tema “Peran Teknologi Pengolahan Air Limbah dalam Mencegah Penyebaran Virus” pada Kamis, 16 Juli 2024
Tujuan diadakannya webinar ini adalah untuk menaikkan ilmu dan juga kesadaran penduduk mengenai pentingnya kualitas air bersih dan ketersediaan air yang safe bagi masyarakat. Webinar ini menghadirkan Prof. Ir. Mindriany Syafila, M.S., Ph.D. dan Dr.-Ing. Marisa Handajani S.T., M.T., sebagai pembicara dan juga Dr. Muhammad Sonny Abfertiawan, S.T., M.T., selaku moderator.
Pada sesi pertama, Prof. Ir. Mindriany Syafila, M.S., Ph.D., membawakan presentasi mengenai virus, air limbah, dan kebugaran masyarakat. Ia mengatakan, virus merupakan mikroorganisme patogen yang menginfeksi sel makhluk hidup. Virus hanya dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup dikarenakan virus tidak membawa komponen seluler untuk bereproduksi sendiri.
Virus dapat menginfeksi manusia bersama dengan berbagai cara, layaknya menyerang sistem pernapasan maupun saluran pencernaan.
Komponen yang terdapat dalam air limbah domestik dapat mencerminkan situasi manusia dari pencernaannya. Pada feses dapat ditemukan mikroorganisme yang biasanya berwujud patogen enterik. Kehadiran patogen selanjutnya di dalam lingkungan dapat berarti telah berlangsung kontaminasi fekal dan risiko transmisi penyakit meningkat.
Salah satu upaya untuk memutus transmisi ini adalah bersama dengan memanfaatkan teknologi sanitasi berwujud pengolahan air limbah yang dapat menyisihkan patogen.
“Tantangan kami ke depan adalah kami mesti membawa perhatian tertentu perihal keberadaan virus dan karakteristiknya dalam air.
Jadi, ini barangkali telah mesti kami melaksanakan untuk mengindentifikasi ataupun menjadi indikator untuk suatu penyakit tertentu,” ujar Prof. Mindriany.
Sesi kedua dibawakan oleh Dr. Ing. Marisa Handajani S.T., M.T. bersama dengan mengusung tema “Peran Teknologi Pengolahan Air Limbah dalam Mencegah Penyebaran Virus”.
Sesi ini mempunyai tujuan untuk menjawab tantangan yang diutarakan oleh Prof. Mindriany pada sesi di awalnya mengenai keperluan teknologi pengolahan air limbah yang handal untuk menyisihkan atau menginaktivasi virus dan memenuhi baku kualitas yang berlaku
. Dr. Marisa memulai presentasinya bersama dengan berpesan, “Kita mesti menjadi memperhatikan mikroorganisme yang ada di dalam air limbah, terlebih jika di dalam air limbah itu terdapat atau berasal dari aktivitas domestik.”
Teknologi pengolahan Flow Meter Air Limbah yang mempunyai tujuan untuk mencegah penyebaran virus. Saat air selanjutnya dibuang ke lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yakni penyisihan virus dan inaktivasi virus.
Penyisihan virus adalah suatu sistem untuk menaikkan keamanan dari virus bersama dengan menghilangkan atau mengatasi virus dari medium pembawanya.
Penyisihan virus butuh suatu teknologi yang dapat memerangkap virus yang juga kategori material koloid supaya ikut tersisihkan seiring bersama dengan padatan.
Sedangkan, inaktivasi virus adalah suatu sistem untuk menaikkan keamanan dari virus bersama dengan target mematikan virus tersebut. Inaktivasi virus butuh teknologi (dan/atau bahan kimia) yang dapat menghancurkan kapsid dan genom dari virus.
Dr. Marisa mengungkap, unit-unit IPAL (kecuali disinfeksi) tidak dirancang untuk menghilangkan virus, tapi untuk menghilangkan padatan tersuspensi, zat organik, dan penyisihan nutrien. Tidak ada unit yang dapat menyisihkan semua virus yang ada di air limbah atau air baku.
Sehingga untuk dapat menaikkan penyisihan virus, mesti diterapkan paduan lebih dari satu tipe unit pengolahan, layaknya mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, dan reverse osmosis.
“Kombinasi antara sedimentasi dan saringan pasir juga dapat menaikkan penyisihan virus. Jadi, menyisihkan kurang lebih 0,65 hingga bersama dengan 2,85 unit log untuk penyisihan virus.
Jadi, sebelum akan sistem disinfeksi, di dalam instalasi pengolahan air limbah, lebih dari satu virus telah dapat kami sisihkan bersama dengan cara sistem penyisihannya seiring bersama dengan penyisihan padatan yang ada di dalam air limbah,” tambahnya.
Selain bersama dengan penyisihan virus, teknologi pengolahan air limbah juga dapat menerapkan inaktivasi virus untuk mencegah penyebaran virus. Inaktivasi virus dapat dilakukan bersama dengan sistem kimia maupun fisika.
Pada sistem kimia, bahan kimia ditambahkan ke dalam air limbah bersama dengan target untuk menyebabkan kerusakan struktur kapsid, protein, genom, atau asam nukleat virus. Sedangkan inaktivasi virus bersama dengan sistem fisika dilakukan bersama dengan penambahan daya ke dalam air limbah. Dua sistem fisika yang umum diterapkan adalah paparan panas dan radiasi cahaya ultraviolet.
Sama layaknya pada akhir sesi sebelumnya, Dr. Marisa juga mengungkapkan tantangan yang dapat dihadapi di masa depan perihal bersama dengan teknologi penyisihan dan inaktivasi virus. Tantangan-tantangan selanjutnya adalah melacak metode yang ringan dalam kuantifikasi dan karakterisasi virus dalam air limbah, melacak bioindikator yang dapat menjadi penanda keberadaaan virus dalam air limbah, dan juga inaktivasi virus dalam fasa padat.